Author: starralova
Main Cast: Cho Kyuhyun Super Junior & Choi Sooyoung SNSD
Other Cast: Lee Donghae, Jessica Jung & member Super Junior-SNSD
Rating: PG-15
Genre: Romance, Sad, Family and a little comedy

Anyyeong….!!!!  anyyeong….!!!!

Hallo!!!! Hallo!!! Hallo!!!

Kok makin sepi aja ya ini blog?? -__-

Aku balik lagi ini bawa Forever part 5, masih adakah yang setia menunggu??? -,-

Buat komen yg di part 4 kok sepi banget ya?? Pada gak suka ya sama ff aku? 😦
Tapi buat para readers setia yang masih setia baca ff ini aku ucapin makasih banget yaa :)) komentar kalian seperti energi buat aku ngelanjutin ff ini walaupun yang komentar cuman sedikit #bow

Oh ya, buat yang mau kenal sama aku follow aja twitter aku —> @tvilluajeng trus yang minta follback mention aja, dengan senang hati bakal aku follback kok :))

DON’T BE SIDERS!!! TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR!!!
Happy Reading!!!

‘Apakah kita tidak mungkin bersama? Tapi bagaimana bila aku ingin bersamamu? Haruskah aku menantang takdir? Atau masih bisakah aku mengubah takdir?’

Author POV

Seoul, 19 Juni 2007

Alunan piano dan biola terdengar merdu. Tidak ada yang menyangka, yang memainkan musik seindah itu adalah dua orang remaja yang masih beseragam sekolah menengah atas. Kyuhyun dan Sooyoung berada dalam ruang musik sore ini.

Seperti hari-hari sebelumnya keduanya kembali berkolaborasi. Kyuhyun dengan tenang bermain piano dan Sooyoung penuh penghanyatan menggesekkan senar biolanya. Setelah lagu yang dimainkan selesai, keduanya saling menatap kemudian tertawa bersama.

“Kau memang berbakat, Sunbae” kata Sooyoung sambil membereskan biolanya.

“Ck. sudah aku katakan berulang kali, jangan memanggilku ‘Sunbae’ tapi panggil aku ‘Oppa’, lakukan sekarang!” kata Kyuhyun dengan sebal, Sooyoung hanya tertawa kemudian menggelengkan kepalanya.

“Andwae! Aku tidak mau memanggilmu ‘Oppa’, terdengar menggelikan kalau aku ucapkan” jawab Sooyoung sambil bergidik jijik.

“Yah! aku ini namjachingumu tau” kata Kyuhyun dengan sebal kemudian berjalan mendekat kearah Sooyoung.

“Lalu? Pokoknya tidak mau” jawab Sooyoung dengan polos lalu menjulurkan lidahnya,

“Ya!! Hei, Choi Sooyoung tunggu aku!” teriak Kyuhyun saat tau Sooyoung berjalan keluar dari ruang musik.
Sooyoung berhenti didepan pintu dan menatap kearah langit, Kyuhyun menepuk bahunya.

“Kenapa berhenti?” tanya Kyuhyun, kemudian ikut mendongkak ke langit, “sepertinya akan hujan ya? Ayo cepat, sebelum hujannya turun” lanjutnya sambil menarik tangan Sooyoung.

“Tapi aku suka hujan, Kyu-ah” Kyuhyun seketika berhenti, dan berbalik kebelakang

“Kenapa sekarang jadi memanggilku dengan nama? Tidak sopan sekali kau, Sooyoung-ssi” kata Kyuhyun sambil menatap Sooyoung dengan tajam, Sooyoung hanya tersenyum kikuk.

***

Keduanya kini berjalan menyusuri jalan kearah halte bus, baru sepuluh langkah keluar dari gerbang sekolah, hujan dengan derasnya mengguyur tubuh keduanya. Karena panik, dengan cepat Kyuhyun menarik tangan Sooyoung dan membawanya kebawah pohon yang cukup rindang untuk berteduh. Hanya itu satu-satunya tempat berteduh, didepannya hanya ada jalanan yang sepi dan toko-toko yang berada diseberang jalan. Kyuhyun menarik tubuh Sooyoung untuk mendekat kepadanya. Sooyoung dapat merasakan hembusan nafas Kyuhyun teratur diatas kepalanya, ia mendongkak. Deg!

Mata keduanya bertemu, nafas teratur Kyuhyun kini menerpa wajah Sooyoung yang dingin terkena air hujan. Sooyoung tidak dapat memungkiri, dia berdebar sekarang. Tidak berani menatap terlalu lama, Sooyoung akhirnya menundukkan kepalanya kebawah. Wajahnya pasti memerah sekarang. Sooyoung sekarang yakin, dia juga mencintai lelaki yang tidak ada satu meter didepannya ini. Senyum mengembang di wajahnya yang kini kian merona.

***

Waktu sekarang…

Kyuhyun pulang di apartement Donghae malam hari. Wajahnya terlihat sangat lelah. Satu yang berebeda dia tidak dalam keadaan mabuk. Donghae berada di ruang tv melihat Kyuhyun mengernyit heran. Kyuhyun tak menghiraukan Donghae, segera masuk kekamarnya. Donghae menyusul masuk kekamar.

“Ada apa denganmu sebenarnya, Kyu-ah? Ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantumu” kata Donghae sambil menepuk bahu sahabatnya. Kyuhyun hanya diam kemudian menghembuskan nafas panjangnya.

“Apa yang akan kau lakukan, bila seseorang yang sudah meninggalkanmu selama empat tahun kembali lagi. Apa yang akan kau lakukan, Lee Donghae?” kata Kyuhyun dengan lirih. Donghae menghembuskan nafas panjang, menepuk kembali bahu sahabatnya dan berkata,

“Tanyakan sendiri pada hatimu, Kyu-ah. Apa yang seharusnya kau lakukan, jangan bohongi hatimu atau kau yang akan menyesal” kata Donghae menepuk-nepuk bahu sahabatnya, memberi kekuatan. Lalu berjalan keluar dari kamar, Donghae menghembuskan nafas lega, setidaknya Kyuhyun tidak mabuk seperti hari-hari kemarin.

***

Ditempat berbeda, Choi Sooyoung hanya menatap kosong pada taman didepannya. Angin malam yang berhembus dan dingin tidak membuatnya pergi dari tempatnya sekarang.

Air matanya keluar lagi. Entah untuk keberapa kali, dia menangis hari ini. Semua kata-kata Kyuhyun siang tadi cukup membuat kepercayaannya pada takdir hilang.

“Anggap kita tidak saling mengenal, Sooyoung-ssi”

Kembali kata-kata itu terngiang di kepalanya. Sooyoung memegang erat dadanya yang terasa sesak, oksigen dalam paru-parunya serasa menghilang. Sambil memejamkan mata mencoba menghilangkan sesak, tapi tidak berhasil.

Dia gigit bibir bawahnya untuk menahan semua isak tangis yang sebentar lagi akan keluar, gagal. Kini isaknya mulai terdengar, Sooyoung menangis di malam yang dingin. Sendiri.

***

Seoul, 22 Juni 2007

Kyuhyun tersenyum. Gadis yang sejak tadi ditunggunya akhirnya muncul dengan berlari dari koridor kelasnya.

“Mian, Oppa. Oppa menunggu lama?” kata Sooyoung sambil membungkuk, mengatur nafasnya yang habis akibat berlari.

“Anniya, baru sebentar kok. Kajja!” jawab Kyuhyun sambil tetap tersenyum lalu menggandeng tangan Sooyoung, menyatukan jari-jari keduanya. Keduanya saling menatap dan tersenyum. Berjalan menjauh dari gerbang sekolah. Sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.

***

Waktu sekarang…

Kyuhyun tidak pergi ke kampus hampir seminggu. Dia menghilang begitu saja setelah pertemuannya dengan Sooyoung di cafetaria. Seperti biasa Donghae diserbu para yeoja yang menanyakan keberadaan Kyuhyun, Donghae hanya menggelengkan kepala lalu segera pergi dari kampus. Kampus tidak lagi jadi tempat yang menyenangkan, batinnya.

Dan seminggu ini Sooyoung terus mencari Kyuhyun di kampus. Donghae pun sulit dicari, sampai akhirnya siang ini tanpa sengaja ia melihat Donghae berjalan dengan tergesa-gesa diparkiran. Tanpa pikir panjang, Sooyoung segera mengejar Donghae dan menanyakan dimana Kyuhyun.

“Donghae-ssi!!” Donghae yang merasa namanya dipanggil menengok kebelakang dan cukup kaget saat tau Sooyoung lah yang memanggil dirinya.

“Ne? Ada apa, Sooyoung-ssi?” jawab Donghae.

“Kau masih mengingatku ternyata. Aku ingin bertanya, kau tau dimana Kyuhyun-ah? Aku ingin bicara dengannya” kata Sooyoung dengan senyum lebar diwajahnya.

“Tentu saja aku ingat. Ah, itu dia, aku juga tidak tau dia dimana. Seminggu ini dia absen dari kuliah, dan pergi begitu saja” jawab Donghae. Senyum Sooyoung yang tadi begitu lebar, berangsur-angsur berubah menjadi senyum kecut.

“Ah, begitu rupanya. Ne, gomawo, Donghae-ssi” kata Sooyoung dengan senyum terpaksa kemudian berjalan menjauh dari Donghae. Donghae hanya memandang punggung Sooyoung yang kian menjauh, kemudian menghela nafas. Mian aku membohongimu, Sooyoung-ssi, batin Donghae.

***

Seorang namja termenung menatap hamparan laut didepannya. Sudah hampir seminggu ia menghilang dari Seoul. Meninggalkan semua masalahnya disana.

Bukan untuk menghindar, tapi ia ingin memikirkan semuanya disini. Di pinggiran kota Seoul yang bisa sedikit menenangkan pikirannya. Dia harus berterima kasih pada sahabatnya atas hal ini, kalau bukan karena saran Donghae yang menyuruhnya berpikir dulu dan menenangkan pikiran mungkin dia akan tetap memilih untuk mabuk untuk lari dari kenyataan didepannya.

Kyuhyun beberapa kali menghembuskan nafasnya dengan panjang dan berat seperti beban yang dipikirkannya sekarang yang begitu panjang dan berat. Ketenangan laut didepannya cukup membuat pikirannya tenang. Memang ini yang seharusnya ia lakukan sejak dulu.

“Kau sudah merasa tenang, kawan?” kata Donghae sambil menepuk bahu Kyuhyun, membuat Kyuhyun segera menoleh kebelakang.

“Kau mengagetkanku, Lee Donghae” jawab Kyuhyun dan mendapat cengiran kecil dari Donghae.

“Kemarin siang dia menemuiku, Kyu-ah. Dia menanyakan keberadaanmu. Yang kulihat dia sangat mengkhawatirkan dirimu saat aku katakan kau menghilang begitu saja” kata Donghae yang kini ikut menatap hamparan laut didepan mereka. Donghae tak melihat raut wajah Kyuhyun yang berubah.

“Kau tau, Hae-ah. Dulu aku begitu yakin dia adalah takdirku. Aku mencintainya. Sangat mencintainya..” Kyuhyun membuka percakapan setelah hening beberapa saat. Hanya terdengar helaan nafas Donghae saja setelahnya. Donghae memilih untuk diam. Membiarkan sahabatnya ini bercerita.

“Aku mencintainya saat aku melihatnya untuk pertama kali. Gadis ceroboh yang sangat menarik. Senyumnya begitu tulus. Dia selalu ceria. Dan aku mencintainya sampai sekarang, Hae-ah” lanjut Kyuhyun tetap memandang laut didepannya, suaranya terdengar lirih saat mengatakan kata-kata terakhir tadi. Tapi Donghae masih bisa mendengarnya dengan jelas.

“Seminggu sudah cukup untukmu bersembunyi, sekarang hadapilah takdirmu itu, Kyu-ah” kata Donghae menatap sahabatnya. Yang ditatap hanya tersenyum samar.

“Ne, memang aku harusnya menghadapi takdir ini. Gomawo” jawab Kyuhyun dan menatap Donghae dengan tatapan terima kasih. Kemudian kedua saling tertawa bersama.

***

Malam yang menegangkan di rumah megah milik keluarga Choi. Sang putri sedang bersitegang dengan sang ayah, sang ibu hanya duduk terdiam menatap sedih ke kedua orang yang amat dia sayangi.

“Appa puas melihatku seperti ini? Appa puas? Apa ini masih kurang bagimu? Bunuh saja aku, Appa!” teriak Sooyoung dengan histeris. Semua luapan emosi yang selama ini ia pendam, keluar begitu saja. Jujur dia sudah terlalu lelah.

Apalagi mendengar ucapan sang ayah yang akan menjodohkannya dengan pria yang tak dikenalnya. Menolak. Tentu saja Sooyoung menolaknya dan inilah yang terjadi. Dia bersitegang dengan sang ayah.

“Cukup, Choi Sooyoung! Jangan bantah perintah Appamu sendiri!” sang ayah juga ikut berteriak. Emosinya juga terpancing. Sooyoung tertawa sinis.

“Appa, aku sangat menghormatimu. Tapi aku mohon, sekali saja biarkan aku memilih jalanku sendiri. Aku mencintai namja lain. Aku mencintai Cho Kyuhyun, Appa” kini mata Sooyoung sudah berkaca-kaca. Ini adalah kekuatan terakhirnya. Sang ayah menatap tajam kearah Sooyoung.

“Jangan ucapkan marga itu lagi, Choi Sooyoung!” kata sang Ayah dengan tegas. Air mata Sooyoung perlahan jatuh. Dia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri sekarang. Kebencian sang ayah belum menghilang sampai sekarang. Sang ibu ikut menangis melihat anaknya menangis seperti itu.

“Appa, aku mohon. Aku mencintainya” kini Sooyoung sudah berlutut dihadapan sang ayah. Isak tangisnya sudah bercampur dengan kata-kata yang ia ucapkan. Apakah sebuah kesalahan bila dia mencintai Cho Kyuhyun, anak dari seseorang yang dibenci Ayahnya?

Sang Ayah hanya diam membisu, lalu berjalan pergi melewati sang anak yang berlutut didepannya. Sang ibu berdiri dari duduknya dan memeluk Sooyoung yang isaknya kini terdengar menyakitkan di hati sang ibu,

“Eomma, aku sangat mencintai namja itu. Apa yang harus aku lakukan?” sang ibu juga ikut menangis sekarang, tidak tega melihat anaknya yang sangat menderita sekarang ini.

“Aku mencintai Cho Kyuhyun, Eomma. Aku mencintai namja bermarga Cho itu. Bahkan setelah empat tahun aku tidak bisa melupakannya, Eomma” lanjut Sooyoung dalam pelukan sang ibu.

“Eomma tau apa yang kau rasakan, Youngie. Eomma tau semuanya tentangmu” kata sang ibu sambil menepuk punggung sang putri untuk menenangkannya. Isakan Sooyoung terdengar melemah. Pandangan Sooyoung tiba-tiba menjadi gelap. Dia pingsan dipelukan sang ibu.

***

Seoul, 27 Juni 2007

“Kau mau membawaku kemana. Oppa?” tanya Sooyoung saat Kyuhyun menggandeng tangannya dan berjalan masuk ke ladang ilalang yang tingginya hampir dua meter didepannya. Sedikit was-was, tentu saja.

“Tenang saja. Aku tidak akan menculikmu, Youngie. Kau pasti akan suka dengan tempat ini” jawab Kyuhyun dengan senyum manisnya. Dan Sooyoung yakin, dia akan baik-baik saja bersama namja didepannya ini.

“Tara!! Indah bukan?” Kyuhyun tersenyum lebar saat memperlihatkan kejutannya pada gadis dihadapannya ini. Sooyoung hanya diam terpaku. Didepannya terhampar kota Seoul yang terlihat kecil dan padat ditambah warna oranye matahari sore.

“Indahnya..” lirih Sooyoung, dia masih terpukau dengan pemandangan didepannya ini. Kyuhyun tertawa lebar kemudian mengacak rambut panjang Sooyoung dengan lembut.

“Kau menyukai kejutanku ini?” kata Kyuhyun yang kini menggenggam tangan kanan Sooyoung dengan lembut, menyatukan jari-jari keduanya. Sooyoung hanya mengangguk dan tersenyum lebar masih menatap pemandangan didepannya.

Kyuhyun yang gemas melihat yeojchingunya ini, dengan perlahan menarik tangan sang yeoja untuk mendekat kearahnya. Menarik dagu si yeoja dengan tangan kanannya yang bebas untuk menghadap kearahnya dan mencium pipi yang sedikit menyentuh ujung bibir sebelah kanan si yeoja dengan cepat. Si yeoja terdiam tak berkutik. Membeku seketika. Tindakan spontan Kyuhyun membuat pipi Sooyoung kini memerah. Kemudian senyum malu dan sedikit tertunduk memegangi pipinya yang tadi dicium Kyuhyun. Kyuhyun kembali mengacak rambut Sooyoung kemudian menariknya ke dalam pelukan.

***

Waktu sekarang…

Kyuhyun POV

Aku kini melangkahkan kaki di koridor kampus, saat suara seorang yeoja menghentikan langkahku. Ku lihat wajahnya, siapa dia? Dia hanya tersenyum manis dan mendekat kearahku.

“Kyuhyun oppa, kemana saja sih? Aku rindu” kata yeoja ini sambil memeluk tubuhku. Aku hanya diam saja, masih mencoba mengingat nama yeoja ini.

Aku melihatnya. Dia berjalan dari arah berlawanan dari jalanku. Mataku bertemu dengan mata beningnya. Aku melihat ekspresinya. Dia terlihat sangat terkejut dan sedih. Ini saatnya,

“Oppa, kenapa kau diam saja? Kau tidak merindukanku?” yeoja ini masih saja cerewet. Aku lihat Sooyoung berjalan mendekat kearahku. Matanya masih menatap kearahku dan yeoja yang memelukku ini. Aku menarik bahu yeoja ini untuk lepas dari pelukanku, lalu dengan cepat mencium tepat pada bibirnya.

Aku melihatnya, Sooyoung segera penutup matanya. Aku masih tetap mencium yeoja ini tapi mataku tak lepas memandang Sooyoung yang kulihat kini tubuhnya kian bergetar.  Dia membuka matanya dan sebuah kristal bening turun dari bola mata yang bening itu. Dia menangis sekarang, aku masih melihat senyumnya saat kami kembali bertatapan hingga akhirnya dia memilih untuk berbalik dan berjalan menjauh dariku. Aku melepaskan ciuman pada yeoja yang tidak aku ingat namanya ini dengan sekali hentakan kemudian meninggalkannya yang masih menatapku meminta panjelasanku. Aku tak menghiraukannya, tetap berjalan dan masuk ke mobilku kembali.

Meninggalkan kampus setelah membuat seorang Choi Sooyoung menangis.

***

Donghae menelfonku saat aku sudah di jalan keluar dari gerbang kampus,

“Aish, menggangu saja” aku mematikan handphoneku tetap melajukan mobil dengan kecepatan yang gila. Aku masih mengingat wajahnya yang terluka tadi dan dia tetap tersenyum padaku. Senyum yang aku tau sebagai senyum kesedihannya.

“Sial!” umpatku sambil memukul stir mobilku. Aku kalut sekarang. Rasanya seminggu aku menenangkan diri tak cukup, hanya melihatnya saja aku menjadi ragu dengan keputusan yang kuambil.

Mobilku melaju cukup cepat saat pandanganku teralihkan oleh jalanan menuju tempat penuh kenangan bagiku. Aku mengerem mendadak. Memandang jalanan itu dengan menerawang jauh pada kenangan empat tahun yang lalu. Ku tarik nafas perlahan lalu kembali menjalankan mobilku pada jalanan yang tadi aku pandangi.

***

Author POV

Kyuhyun masih saja diam saat melihat jalan setapak didepannya. Sebuah jalan yang akan membawanya ke ladang ilalang yang indah, tempat paling banyak menyimpan kenangan baginya. Sampai sebuah keyakinan datang padanya, kembali menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan panjang. Kini kakinya melangkah mengikuti jalan setapak didepannya.

Kenangan demi kenangan muncul dibenaknya. Kenangan bersama seorang gadis, kenangan bersama Choi Sooyoung empat tahun yang lalu. Matahari yang kian meninggi, tidak menghilangi tekatnya untuk kembali menggali tiap kenangan yang ia miliki bersama Sooyoung ditempat ini.

Dihadapannya kini, ladang ilalang membentang luas. Kembali menghela nafas panjang, lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam ladang ilalang itu. Kyuhyun memejamkan matanya, mengingat dan merasakan kenangan empat tahun yang lalu. Kembali merasakan setiap kebersamaannya dengan Sooyoung ditempat ini.

Kyuhyun tetap menutup matanya dan berjalan dengan tenang di ladang ilalang itu. Dia seperti tau kemana dia harus melangkah walaupun matanya tertutup. Hingga sampai pada ujung ladang yang ada didepannya, Kyuhyun berhenti dan membuka matanya. Menghalau ilalang yang menutupi pandangannya, menatap pemandangan didepannya. Sebuah potongan kenangan muncul,

“Oppa, berhenti memotretku!” kata Sooyoung sambil cemberut.

“Ya! Tidak mau! Kau kerlihat lucu sekarang ini, hahaha…”ucap Kyuhyun sambil melihat hasil jepretannya.

“Ya!! Oppa!!!”teriak Sooyoung berlari kearah Kyuhyun yang berjalan meninggalkannya.

Kenangan itu muncul lagi dibenak Kyuhyun, kenangan saat mereka menghabiskan waktu bersama di tempat ini dan memotret pemandangan yang indah disini. Kyuhyun masih ingat saat itu, dia memotret ekspresi bengong Sooyoung yang menurutnya sangat lucu, tapi gadis itu marah dan memintanya untuk menghapus foto itu. Mereka saling kejar-kejaran saat itu, saling tertawa bersama.

Kenangan lain muncul, saat kini Kyuhyun duduk di atas batu dan memandang pada hamparan langit yang kini tampak biru.

“Sangat indah ya, Oppa?” kata Sooyoung yang saat ini menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun. Saat mereka duduk diatas batu dan saling menggenggam tangan. Kyuhyun hanya tersenyum simpul menanggapi pertanyaan si yeojachingu.

“Ya! Kenapa tidak menjawabnya?” suara Sooyoung kini melengking tinggi dan bangkit dari duduknya. Kyuhyun tertawa melihat Sooyoung yang tampak kesal,

“Anniya. Tidak indah sama sekali tau, lebih indah yeoja didepanku ini” jawab Kyuhyun sambil menggenggam tangan kanan Sooyoung. Sooyoung hanya terpaku dengan semburat merah yang memenuhi kedua pipinya.

“Dasar pembual!” kata Sooyoung berusaha menyembunyikan rasa malunya sekaligus senang.

“Anniya. Buat apa aku berbohong, hm?” jawab Kyuhyun dengan smirk andalannya.

Air mata Kyuhyun jatuh kembali. Dia menjadi laki-laki paling cengeng saat ini. Hanya mengingat satiap kenangan yang dilewati bersama Choi Sooyoung saja dia menjadi rapuh seperti ini. Kenangan yang begitu banyak ia habiskan ditempat ini bersama Sooyoung membuat air matanya kembali jatuh. Kerinduan selama empat tahun ini rasanya kian menjadi. Choi Sooyoung, Kyuhyun merindukan gadis itu. Semua yang ada pada gadis itu.

***

Ditempat lain, seorang namja baru saja tiba di Incheon Airport. Dengan tinggi yang menjulang dan senyum manisnya yang menawan. Sejak dari tadi telah menarik perhatian setiap orang yang berada di bandara itu, baik laki-laki ataupun perempuan.

“Annyeonghaseyeo, tuan muda”

“Pak Kim, tolong antarkan langsung aku kerumah. Aku rindu Eomma” jawab si namja saat masuk di mobil pribadi yang menjemputnya. Sang supir hanya mengangguk mengerti dan segera menjalankan mobil meninggalkan Incheon Airport.

“Ah, lama sekali aku tidak menghirup udara sesegar ini. Seoul, boghosippo” kata si namja memecah keheningan di mobil. “Pak Kim, Apa Uri Sooyoungie sudah kembali dari Jepang?” pertanyaan muncul dari bibir si namja. Raut keseriusan kini muncul di wajahnya.

“Sudah, tuan muda. Sudah hampir satu bulan ini nona Sooyoung pulang dari Jepang” jawab si supir. Si namja hanya menghembuskan nafas panjangnya, lalu terseyum lega.

To Be Continue..

Gimana? Gimana?? Makin garing kah??? 😮
Hayo hayo tebak, itu namja yang baru keluar dari bandara siapa???
Maaf ya nambah cast baru, ekekeee..
Bakal ada 2 cast baru yang bakal muncul di part selanjutnya loh, bisa ditebak siapa?? Wkwkw…
Daripada saya makin banyak ngomong aja, silahkan koment yaaa.. 😀
See yaa next part 😀